sumber gambar : zetizen.com |
Siapa itu
Gitasav? Sebenarnya nama lengkapnya GIta Savitri Devi. Yap salah satu orang
yang juga mengubah cara pandangku terhadap hidup. Kalau kalian suka berselancar
di YouTube mungkin kalian pernah nonton
vlognya Kak Gita.
Awal tahu
vlognya Kak Gita itu sebenarnya waktu lagi nyari video tentang sekolah di luar
negeri. Lucky bin fortuna pertengahan tahun 2016 aku nemu video cewek berhijab
yang packagenya kece nan interesting jadi aku nonton. Video pertama yang aku
nonton mengenai kuliah di Jerman. Well, video yang durasinya 20an menit itu
mampu menyihir otakku. Aku rasa ada kekuatan dari gaya bicaranya yang membuat
orang tertarik mendengarkannya.
Mulai dari situ
kalau aku punya kuota internet aku pasti selalu sempatkan untuk menonton
video-video kecenya Kak Gita. belakangan aku lebih suka video-video yang
beropini gitu. Why? Karena itu sangat melatih otakku yang sudah lama dorman
untuk hal-hal seperti yang sering diopinikan Kak Gita.
I found my self
seperti menemukan seorang motivator lagi nih. After Miss Merry Riana akhirnya
aku punya motivator yang sekece Kak Gita. Orang yang secara langsung mengajarkanku
untuk menerima diri apadanya. Walaupun kata Kak Gita sih dia tidak pernah
bermaksud buat menjadi motivator. Tujuannya hanya sekadar berbagi hal-hal yng
bermanfaat yang sekiranya bisa membantu teman-teman lainnya.,
Banyak sih yang
disampaikan kak Gita tapi yang buat aku kenapa betah dan masih suka buat nonton
videonya karena yang pertama, aku belajar bahwa kita jangan terlalu menaruh
perhatian yang banyak untuk orang-orang yang sebenarnya tidak memberikan value
yang positive buat kita. Kedua aku belajar untuk menjadi pribadi yang menerima
diri apa adanya. Embrace your self. Society kita yang dominan suka ngescan kita
sesuka mereka bakal buat kita jadi patah semangat. Tapi semenjak sadar dengan
apa yang dikatakan Kak Gita aku belajar untuk tidak terlalu mendengarkan kata
orang dan menikmati apa yang ada pada diriku. Ketiga, belajar buat berani
mengemukakan pendapat dan berpikir lebih kritis. Ibaratnya jangan asal caplok
saja dengan setiap berita asing yang belum jelas kebenarannya. Terus jangan
malu-malu bertanya lah kalau memang belum mengerti. Keempat, aku belajar untuk
jadi generasi yang tidak ikut-ikutan. Kelima, jangan terlalu khawatir sama
hidupmu.
Hal yang paling
sering aku terapkan adalah aku tidak peduli sama omongan negatif yang
sesungguhnya tidak membangun sama sekali. Buat apa coba dengarkan perkataan
orang yang sebenarnya cuma pengen kamu tidak naik level. That is your life,
pilih yang sejalan dengan pikiranmu.
Aku juga heran
sih kenapa orang-orang harus menilai segala sesuatunya dari luar. Mungkin sudah
kebiasaan sih. Jadinya aku juga kadang-kadang lihat orang dari luarnya, tapi
tenang aku tetap pada prinsip bahwa kadang yang kita lihat dari luar belum
tentu sama dengan kelakuan di dalamnya hehehe.
Mengenai poin
generasi yang tidak ikut-ikutan itu, kalau mau dilihat memang sudah life
stylenya kita juga ya. Kalau temanmu punya ini punya itu atau paling nyatanya
nih temanmu punya gadget baru. Nah sering banyak yang pengen juga, a.k.a
ikut-ikutan dengan tren yang dipasaran. Padahal kalau mau dipikir-pikir, kalau
mau kembali ke kegunaan utama gadget atau hape itu kan buat komunikasi dan
nilai plusnya kalau bisa dipakai internetan atau berfoto ria. Maksud aku, kalau
memang hapenya masih bisa dipakai untuk tujuan yang sama kenapa mesti
ikut-ikutan (ada yang bilang tapi kan itu duit aku, jadi ndak usah
berkomentar). Aku tidak ada maskud sama sekali mengusik hidup kamu yang suka
gonta-ganti gadget ya mungkin ini hanya sekadar saran saja ya. Sampai kapan
juga kita hidup terus terpengaruh dengan orang lain.
Terus, kalau
kamu termasuk orang worry banget sama hidup. Dalam agama aku (Katolik) diajarkan
untuk tidak khawatir akan apapun yang akan kita makan, akan apapun yang akan kita kenakan dan sebagainya. Sama juga dari Kak Gita, aku juga belajar nih segala
sesuatunya tuh sudah ada masanya dan sudah diatur. Kita terlalu khawatir itu
malahan nambah-nambahin stress yang ujung-ujungnya merugikan diri sendiri. Dalam
hal belajar misalnya, sebagai seorang mahasiswa farmasi yang sudah pasti banyak
lab dan laporan-laporan praktikum yang dikejar dateline aku dulu suka panik dan
buru-buru. Ujung-ujungnya yang ada pasti marah-marah tidak jelas dan
sebagainya. Tapi setelah aku perlahan
pelajari memang benar. Dibawa santai saja, toh ujung-ujungnya sama selsai juga.
Oke semoga
bermanfaat.. jangan lupa masukannya. Salam semangat!!!!
Comments
Post a Comment