Curhat
Sebenarnya
ide menulis tentang topik ini karena beberapa hari yang lalu aku sempat
chatting sama teman dan sempat “diledekin….ouch” kalau aku curhat mulu di blog.
Aku pun sempat mengatakan siapa yang curhat? Setelah beberapa hari kemudian aku
pikir-pikir kalau pun dibilang curhat ya sebenarnya tidak masalah sih, toh itulah
kenyataannya. Aku berusaha mencurahkan apa yang aku pikirkan ke dalam
tulisan-tulisan di blog ini. Pendapatku tentang lingkungan, tentang seseorang
bahkan tentang diri sendiri.
Alasan
kenapa aku melakukan itu simple saja. Aku sebenarnya memang senang ngobrol
dengan orang hanya saja terkadang dibanding banyak cerita aku lebih memilih
banyak mendengarkan, kalau ngobrol dengan orang monoton banget kan kalau
topiknya aku yang nentuin? Lagian ketemu orang yang pengen ngobrol di satu topik
yang kita inginkan itu buat aku masih rada suka ditemui. Aku suka berdiskusi
tentang apa saja yang memberi positive
impact intinya ngocehnya tidak yang kosong-kosong amat. Bukan soal hal-hal
serius saja sih. Berhubung aku juga suka nulis ya sah-sah saja sih kalau
jatuhnya curhat di blog.
Aku suka
merasa takut kalau di setiap ocehan ini akan menyinggung beberapa orang. Jadi,
aku berusaha untuk seobyektif mungkin menilai sesuatu dari 2 pandangan yang
berbeda. Jelas saja, biar semuanya balance
meskipun kadang susah buat menyeimbangkan 2 pendapat hehe.
Oh iya
ngobrolin soal curhat. Aku juga pengen bilang sih di masa-masa seperti sekarang
pasti banyak juga nih teman-teman yang bingung sebenarnya hidup kita mau dibawa
ke mana. “mau dibawa kemana hubungan kita?” (bacanya sambil nyanyi). Eh no,
bukan itu yang aku maksud. Kalau yang sudah seriusan sama si doi silahkan dah
ngomongin itu, aku sih belum kepikiran wkwkwk.
Jujur
saja, masa-masa ini sulit sekali memilih siapa yang pantas? *ah salah ngomong
mulu hehe. Maksudnya sulit untuk menentukan arah dan tujuan hidup. Bagi
sebagian orang ini memang gampang tapi buat aku ini gampang-gampang susah. Berhubung
kisahku dengan kakak kece Gita Savitri nyaris sama nih (atau aku aja yang
nyama-nyamain) tapi bener aku merasakan hal yang beberapa tahun lalu Kak Gita
rasakan. Emang benar sih hidup itu harus bermanfaat bagi orang lain. Nah,
karena alasan ini aku sudah bisa mengintip sedikit bayangan-bayangan tujuan
hidup yang sebenarnya.
Berbicara
mengenai membantu orang lain. Sebaik-baiknya manusia pasti masih ada sisi
egonya. Buat aku banyak hal yang tidak mudah kita terima. Berusaha menjadi
orang yang lebih baik dari hari kemarin emang gampang-gampang susah juga sih. Tapi
aku yakin berdoa dan sabar adalah kuncinya.
Teringat
quotes dari “Kinetik Short Movie” yang berbunyi “untuk apa saja yang kita
dapatkan di dunia ini rasanya 10 jari yang ada tidak cukup untuk menghitungnya,
tapi menghitung apa saja yang kita berikan untuk dunia ini rasanya 1 jari pun
belum tentu ada”. Yah makin baper deh, rasanya useless saja kalau di dunia ini hanya mentingin diri sendiri. ah
semoga bukan cuma pikiranku yang begini semoga kelakuan juga sejalan. Aku juga
sadar buat orang-orang yang belum sempat aku bantuin apalagi yang benar-benar
butuh bantuan aku, atau aku yang bicaranya suka ceplas-ceplos ini aku minta
maaf banget. Aku masih berusaha memperbaiki diri. Maaf kalau kalian
tersinggung.
Sudah
sekian dulu sesi curhatnya, sampai ketemu di tulisan-tulisan berikutnya.
Comments
Post a Comment