https://stocksnap.io |
Halo semuanya, apa kabar? Lama juga tidak menulis di
blog. Sebulan lebih lah, lumayan lama buat aku. Akibat apa, aku juga kurang
paham. Mungkin faktor malas, padahal ide terhambur-hambur. Ess, lebay lagi dah.
Kemarin-kemarin malah banyak menulis di WA story ataupun Insta story. So far
sih, aku sadar akan 2 hal penting yang mungkin selama ini kurang aku sadari
bahkan aku syukuri. Betewe, apa yang aku tulis di sini banyakan yang aku alami
sehari-hari. Sebenarnya banyak juga pengalaman orang yang kemudian aku
ceritakan tapi aku bandingkan dengan pandanganku hehe.
Pertama aku mau bicara sedikit tentang hobi menulis ini.
Hobi yang bukan sekadar hobi. Separuh rasa dan jiwa di sini ea. Sorry agak
lebay, tapi benar sih. Kadang lebih suka menulis di blog. Serasa diary dan
tidak perlu takut buat dikomentari. Entah karena tulisan atau cara pandang yang
salah atau apapun. Menulis bukan hal yang baru sih buat aku. Sejak SMA sudah
ikutan lomba-lomba menulis atau ngirim-ngirim tulisan ke koran lokal. Walaupun
waktu SMA ikut lomba dan ndak pernah menang tapi aku bersyukur justru dari
sanalah aku belajar.
Sampai sekarang masih suka menulis terlebih saat aku
sadar kalau menulis bikin aku legah bisa menumpahkan sebagian pikiranku. Lebih
pentingnya lagi sudah setahun belakangan sering dapat pesan dari orang-orang
yang merasa kalau tulisan-tulisan yang pernah ku posting menjadi suatu motivasi
bagi mereka. Sedikit curhat tapi emang pengen curhat (apa sih?). Awalnya agak
awkward juga sih, setengah tidak percaya bahkan kadang malah kurang PD kalau
ada yang bilang seperti itu. Masih sering nanya ke diri sendiri. Siapa sih aku?
Tulisan-tulisan itu sebenarnya refleksi pemikiran yang menjadi pengingat bagi
diri sendiri juga. Tapi kemudian aku
sadar, mungkin emang talent aku di situ. Aku sih percaya, masing-masing orang
sudah punya talentanya masing-masing. Aku juga tidak mau menyia-nyiakan apa
yang sudah Tuhan kasih ke aku. Nah, dari sini perlahan-lahan aku mulai menerima
walau kadang masih kurang percaya kalau ada yang bilang tulisan-tulisanku memotivasi.
Sebenarnya sih, itu Tuhan yang bekerja lewat tanganku dan aku hanya perantara
makanya kadang cuma bilang “Yes, ini karya Tuhan”. Yang jelas saat aku menulis,
aku berusaha menulis bukan untuk menggurui. Aku paham banget posisiku, I am just an ordinary human. Ngomong-ngomong,
kalau masih ada yang bilang. Sepertinya aku ndak punya talenta. Coba deh kalian
pikir-pikir apa passion kalian dan tertantang untuk belajar apa? Lagi, aku mau
bilang ndak mungkin orang lahir tanpa talenta.
Bicara soal menulis, karena sadar mungkin emang ini yang
Tuhan kasih ke aku. Jadinya sedikit demi sedikit berkelut dengan bidang ini.
Bahkan tak jarang ada yang bilang, “nes, kayaknya kamu salah jurusan deh”
hehehe. Trust me, siapapun bisa
menulis. Bukan cuma aku, mungkin ada yang suka menulis fiksi atau non-fiksi. FYI,
waktu SMA pernah nulis di koran dan waktu semester 1-6 jadi vakum rasanya mati
sih. Banyak momen yang terlewati. Jadi pas semester 7, bangkit lagi.
Puji Tuhan, kalau mau berusaha ada saja jalan. Pernah
mengecap kehidupan sebagai jurnalis di sebuah media online, ikutan lomba-lomba
(lolos ndak lolos bukan perkara yang aku utamakan) intinya berkarya, nulis di
blog dan nulis skripsi juga yang aku patut syukuri. Paling tidak sampai sini,
aku sedikit paham tentang dunia menulis. Bahkan kemarin bersyukur banget
terpilih sebagai volunteer (divisi LO) Makassar International Writers Festival
2018. Cukup tercengang apalagi event ini cuma ada di angan kala itu. Lumayan
bisa ketemu langsung sama penulis-penulis dari dalam maupun luar negeri.
Oh iya aku cerita di sini bukan pamer oh aku ini aku itu.
NO, aku sangat-sangat sadar banyak orang di luar sana. Bahkan mungkin kalian
yang baca ini punya segudang hal luar biasa. Bagiku bukan berapa banyaknya yang
aku sudah pernah lakukan, tapi seberapa bermanfaatnya hal itu bagi orang lain.
Wah, panjang banget padahal masih ada hal ke-2 yang mau
aku bahas hehehe. Minum air dulu, tarik napas, smile, ok lanjutkan, jangan
bosan-bosan yah baca. Yang ke-2 ini aku mau cerita soal Life after Bachelor. Jalan hidup orang beda-beda, aku sudah
mengantisipasi perasaan galau ku yang pasti akan ada setelah lulus nanti
(pikiran ku sebelum lulus) dan this is
the real life setelah jadi sarjana. Kemarin selesai wisuda, belum terlalu terasa
sih sedihnya harus berpisah dengan teman-teman soalnya masih dikasih berkat
sama Tuhan untuk bantu-bantu di kampus sebagai asisten pengajar di
laboratorium. Such a nice experience for
me, and maybe one day I will be back there in different position. Amen
(makasih dah doakan).
Belakangan sudah tidak terlalu sibuk, masih ada kerjaan
sampingan yang tidak terlalu menyibukkan jadinya sudah mulai merasa, oh iya aku
bukan anak kuliah lagi. Tidak ada DL tugas lagi. Sempat galau ah ke mana lagi
yah? Terlebih di beberapa tempat yang aku tanyakan belum ada lowongan. Awalnya
galau, soalnya sudah terbiasa sibuk. Lama-lama jadi mikir juga, disyukuri saja.
Yang penting aku ndak diam, terus bergerak walau belum tahu nanti hasilnya
gimana. Sadar sih bahagia ndak bahagia, galau ndak galaunya aku tergantung
gimana aku memandang situasi yang aku alami sekarang. Aku memilih bersyukur dan
bersyukur. Bersyukur masih dikasih kesibukan, bersyukur masih ada kesempatan
buat sedikit bersantai dan bersyukur masih ada waktu untuk mikirin ide-ide yang
mungkin bisa aku pakai di kemudian hari. Betewe, buat kalian yang sering tanya,
“eh belum lanjut apoteker ya nes?” Yes, belum. Mungkin bakal lari ke tingkatan
yang lain dulu.
Aku berhenti mengetik sejenak (ini serius), wait ada telpon
dari adikku.
Guess what? It’s an amazing news. Really? I just typed
those words and suddenly someone told my sister that someone is looking for a job
seeker. Don’t think too much, just do it. Go for this. Little by little will
become bigger and bigger. Oh God, that’s really cool. Well, let see the next
plan. Fly with this first.
Oh iya, kalau punya pengalaman yang pengen kalian
bagikan. Feel free buat nulis di kolom komentar di bawah ini ya :) God Bless
You All.
Comments
Post a Comment