https://unsplash.com |
Hari ini bersyukur sih ada
kesempatan cerita-cerita dengan kakak yang beberapa minggu lalu resign dari
kerjaannya. Apa kabar yang masih nyari kerjaan? Tenang, kita pasti bisa. To the
soul that deserve the happiness, sorry for making you uncomfortable. Aku jadi
belajar hal penting dari kisah hari ini.
Memang menggelisahkan melihat
teman-temanmu lebih dulu mendapatkan pekerjaan atau berjuang di gerbang
pendidikan selanjutnya, memang ada perasaan malu ingin meminta lagi uang saku
kepada orang tua, memang tak akan tenang melihat kenyataan mimpimu seperti
masih terbungkus rapi. Lalu mulai bertanya dalam hati. Apakah memang aku belum
bisa meraihnya? Apakah usahaku kurang? Ssstttt, slow down. Semua yang berharga
bukan hanya dilihat saat sudah mendapatkannya, tapi dari usaha, keringat dan
air mata saat memperjuangkannya. Memang tidak mudah, tapi bukan berarti harus
menyerah dan berhenti. Berjuang selagi masih mampu untuk berjuang.
Mindset yang selalu pengen
cepat-cepat, pengennya lurus-lurus dan kalau gagal sedikit langsung down memang
harus diperangi. Semua ada waktunya, bukan hal yang asing lagi kan? Hal yang
selalu aku bicarakan. Misalkan kamu merasa kuliah lama banget kayak aku S1
menghabiskan waktu 4,5 tahun. Apakah itu musibah? Apakah itu adalah hal yang
memalukan? TIDAK SAMA SEKALI. Walaupun sekarang aku baru merencanakan beberapa
project yang sekiranya bisa bermanfaat buat lingkungan sekitar tapi paling
tidak pengalaman selama 4,5 tahun itu tidak sia-sia begitu saja. Malahan, aku
banyak dapat kesempatan yang luar biasa selama menjadi mahasiswa. Kalau ada
teman yang sepertinya mulus-mulus saja jalannya, kok cepat betul progressnya.
Remember, we never know how hard they climb the mountain until they get there.
Membandingkan diri dengan orang lain memang tidak akan ada habisnya sampai kita
bisa bersyukur. Sama seperti pepatah yang pernah ku baca, jangan membandingkan
bab 1-mu dengan bab 20 orang lain.
Jujur saja, di usia segini aku
termasuk orang yang sebenarnya kadang masih suka bingung juga sebenarnya mau ke mana sih? Bersyukurlah
kalian yang sudah tahu arah hidupnya. I don’t say that my life has no
direction. Tentu orang-orang punya goal, punya cita-citanya masing-masing.
Sampai kemarin waktu seorang teman tanya, habis ini apa rencanamu? Terus aku bilang,
aku sih pengen mencoba apapun kesempatan-kesempatan yang diberikan. Terus kata
dia, ya kamu harus kejar target supaya bagus menuju dunia kerja. Aku mengambil
positifnya saja. Saat aku bilang mau mengambil kesempatan-kesempatan yang ada,
bukan berarti aku tidak punya target. Pertama mengambil oppurtunity-oppurtunity
yang ada malah membuatku belajar banyak hal. Bukan berarti aku kuliah di
jurusan farmasi terus aku enggan belajar menulis, terus aku tidak pantas
berbagi ilmu tentang ilmu lain, atau besok-besok mungkin aku jualan. No, it’s
not me. So, I don’t need to explain this to him. Cukup aku buktikan ke diri
sendiri saja dan menulis ini menjadi kelegaan karena bisa cerita dengan bebas
di sini. Buat aku belajar hal-hal baru, menggali potensi diri itu adalah hal
yang menyenangkan. Toh ndak semua kesempatan bisa terulang lagi. Bagaimana nih
pendapatmu?
Pesan teman di atas sekali lagi aku
jadikan pesan positif. Kenapa? Meski aku lebih memilih untuk mengambil
kesempatan-kesempatan yang ada aku juga sadar oh iya kalau ndak punya target ya
terus bagaimana bisa melihat progressnya. Banyakan orang memang biasa pakai
target kalau ke dunia kerja biar bisa fokus dan mungkin lebih cepat untuk ke
sana. Apa ya poinnya? Intinya begini deh, mengerjakan hal lain di luar bidang
bukan berarti salah, tapi juga bukan berarti orang itu tidak konsisten di
bidangnya. Selagi masih bisa terus mengasah kemampuan di bidang yang kita
targetkan, kenapa tidak mengerjakan hal lain yang mungkin sedikit banyak bisa
punya dampak baik buat orang lain. Intinya, choose what fits to you.
Slow down bukan berarti harus
tinggal berleha-leha dengan mengabaikan mimpi. Slow down, kadang kita butuhkan
bukan untuk menunda-nunda tapi mencerna, merenungi, mengusahakan yang lebih
baik, merubah strategi, banyakin bersyukur. Slow down, nanti juga sampai ke
sana.
Comments
Post a Comment