Foto : https://www.youtube.com/watch?v=M2oY6flja2Y |
Teruntuk kamu sahabatku yang sedang berjuang mempertaruhkan nama bangsa. Aku
mau menulis ini untukmu sebagai bentuk dukunganku, aku bangga akan kegigihanmu
yang seolah tak kenal lelah melatih otot-ototmu. Iya, aku yakin sekarang panah
yang akan kamu gunakan untuk berperang sedang kamu asa agar bisa menancap
dengan tajam. Aku tahu bukan hanya otot, bahkan kamu menghabiskan siang dan
malammu memutar otak untuk mengharumkan nama bangsa. Jauh dalam lubuk hatimu,
mungkin engkau sudah merasakan atmosfer saat berada di medan pertempuran nanti.
Satu hal yang pasti, aku juga berharap hal yang sama denganmu. Kami berdoa agar
Sang Merah Putih mendapat ribuan tempat untuk berkibar di tiang tertinggi.
Ada yang ingin kusampaikan lewat sepucuk surat ini. Tersisa beberapa hari
lagi untuk melangkah ke tahun yang dinanti. Tahun dimana kamu akan turun
bertempur meneruskan perjuangan yang belum selesai. Ya, tentu saja bukan
dengan bambu runcing lagi. Kamu akan ada di kompetisi yang paling bergengsi
di benua ini, Asian Games 2018. Ada satu kebanggaan, karena kali ini
kamu akan berjuang di tanah kelahiranmu. Ibu pertiwi akan mendukungmu, jutaan
mata dari bangsa ini akan menyaksikan perjuanganmu. Bersemangatlah, kamu pasti
bisa meraih tujuan kita.
Foto : Desain Grafis Indonesia |
Tahun 2014 memang menampar, saat nama bangsa kita terhempas jauh ke posisi
17, meraih 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu. Apakah itu kemunduran? Aku rasa
kamu sudah berusaha melakukan yang terbaik. Kami bangga akan kerja kerasmu.
Banyak yang bersuara sumbang, tapi sebagai sahabat kami ingin kamu tetap
berjuang. Mengerahkan seluruh jiwa dan raga demi mengharumkan nama baik bangsa.
Ayo kita buat lagi rekor yang pernah ada sama seperti generasi terdahulu
mencetak masa kejayaan di tahun 1962. Tidak ada yang mustahil dan tidak akan ada
hasil yang mengkhianati usaha. Getaran semangat dari sahabat kita yang difabel,
ya tidak kah kamu mau melakukannya juga? Akan aku coba ceritakan lagi, kemarin
di Asian Para Games, sahabat kita yang secara fisik berhasil merajai
sejumlah perlombaan. Aku sampai merinding membaca beritanya.
Aku tahu di dunia atlet Indonesia sungguh masih banyak kekurangan, namun
semoga segala keterbatasan itu bukan menjadi batu sandungan untukmu berjuang.
Tidak kah kamu akan bangga menjadi jawara di tengah keterbatasan? Buat mereka
bungkam dengan prestasimu, buat mata orang-orang terbuka bahwa kamu dan yang
lainnya pantas disebut pahlawan masa kini. Kamu pantas dihargai, walaupun
kadang kala dilupakan. Ayo, kita buat catatan sejarah lagi. Namamu akan ada di
situ dan kelak anak cucu akan turut berbangga dan menjadikan prestasi-prestasi
kamu dan lainnya lakukan sebagai bukti nyata perjuangan yang tak pernah pupus.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawannya, begitulah yang
Bung Karno katakan. Nama-nama kalian akan tetap kami hormati sebagai pejuang
yang hebat.
Tidak banyak yang melihat perjuangan kalian ketika kalah. Tapi di surat ini
aku harap mereka juga membacanya. Sesuatu yang Nampak di permukaan memang tidak
akan sama dengan yang ada di dasar. Begitulah yang ku lihat dari usahamu,
berlatih berjam-jam di bawah teriknya matahari, bahkan kadang latihanmu harus
terus kamu lakuakn di bawah hujan yang seolah ingin menempa tubuhmu. Jam
berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan bahkan telah berganti
tahun. Waktu yang kamu gunakan berlatih tentu akan terbayar. Bahkan tak jarang
ada harga mahal yang harus kamu bayar untuk menorehkan prestasi di depan mata
dunia. Tahun 2016, sahabat kita Toni Syarifuddin bahkan harus cedera
dalam ajang impian semua atlet, Olimpiade di Rio de Janeiro, Brazil. Sakit
memang, namun tetap ada kebanggan karena membawa nama baik bangsa.
Foto : ptbestprofitfuturesnews.blogspot.com |
Apa lagi yang membuatmu takut bahkan malu? Ah makan saja kamu harus
disiplin. Aku sampai terkagum-kagum tentang caramu memelihara semua anggota
tubuh yang dititipkan Tuhan padamu. Saat seperti ini, yang aku lihat adalah
kesungguhanmu menjadi yang terbaik. Belum lagi ada nama daerah yang kau pikul
dipundak. Ya sebagai utusan daerah, kamu tentu bangga lagi berbahagia menjadi
anak yang dipilih di antara banyak bakat yang menurutmus ebenarnya lebih dari
potensi dalam dirimu.
Sahabatku, di perhelatan nanti aku harap kamu terus bersemangat. Terus
berkomitmen untuk kebanggaan yang sudah kamu berikan kepada bangsa ini.
Kompetisi ini bukan untuk balas dendam, kamu pasti tahu bahwa semuanya harus
dijalani dengan kedamaian tanpa harus ada bentrok yang ujung-ujungnya
mempermalukan.
Ternyata ada yang istimewa di perhelatan tersebut. Ya, perhelatannya akan
dilaksanakan di tanah air kita tercinta. Keriuhan dan sorak-sorakan, kamu pasti
sudah membayangkannya bukan? Optimislah kali ini sejarah kemenangan akan
terulang lagi. Lambungkan nama bangsa, kepakkan sayap Sang Garuda agar
melambung lebih tinggi.
Teriring doa kami untukmu,
Selamat berjuang kawan.
Comments
Post a Comment