Kali
ini aku akan membahas mengenai topik “menjadi berbeda”. Jujur saja belakangan
ini aku sangat tertarik untuk mencari informasi dari beberapa public figure yang tengah naik daun. Mungkin
aku akan membahas 2 public figure yang
paling menarik perhatianku.
Pertama
Karin Novilda a.k.a Awkarin, sebelumnya aku tidak pernah memiliki ketertarikan
dengan sosok ini, hehehe jujur saja yah. Dulu aku ingat banget saat temanku (namanya
Tirsa @noviatirsakns_6) suka sekali mengikuti semua insta story-nya dan aku heran saja sampai bertanya, “kenapa kamu
suka sama Awkarin?”. “soalnya dia keren, orangnya berani,” begitu jawabnya. Aku
belum mengerti maksud berani itu apa? Apakah karena Karin anaknya gaul apa gimana,
kurang tahu juga.
Hal
ini terus berlanjut dan aku belum juga follow
akunnya Karin. Sampai akhirnya waktu itu aku ikutan research internship di Universitas Hasanuddin, terus ada seorang
teman namanya Kak Awal (@awalsafarm), dia itu pendiri salah satu tempat bimbel
di Makassar dan juga manager salah satu program mengajar untuk mahasiswa
kedokteran. Waktu itu aku duduk di samping kak Awal nah pas dia lagi nonton insta story-nya Awkarin. Lagi, aku
bertanya dengan pertanyaan yang sama yang pernah ku lontarkan ke Tirsa. Kak
Awal-pun menjawab “Tidak kenapa-kenapa, saya senang saja, soalnya dia itu keren
sekali orangnya sangat produktif”. Jawaban yang ini membuatku bertanya lagi “keren
bagaimana kak?” penasaran sekali dengan jawabannya sampai akhirnya dijawab
begini “Sudah follow saja nanti juga
paham kalau sudah sering lihat insta
story-nya”.
Akibat
rasa penasaran yang teramat tinggi akhirnya difollow juga akun Karin hehehe. Good
decision Agnes (kataku dalam hati). After
I followed her then I also look up her insta story. Akhirnya aku ketemu
juga sisi lain dari Karin yang bikin aku betah untuk tidak meng-unfoll-nya. Aku
mendapatkan bahwa di usianya yang masih muda dia mampu untuk terbebas secara
finansial dengan cara berkarya lewat instagram. Meskipun pada akhirnya banyak
menuai kontroversi soal konten tapi perlahan makin baik. Ane bukan pengamat anyway cuma bicara apa adanya dari apa
yang aku saksikan. Semangatnya untuk menjadi berbeda menjadi daya tarik
tersendiri, alih-alih menikmati semua kekayaannya sendiri dia malah berbaik
hati untuk membaginya dengan teman-teman bahkan orang lain di luar sana yang
membutuhkan.
Terakhir
kemarin ane kepoin lagi salah satu highlight-nya
tentang “tips sukses”. Sedikit info tentang hal itu tapi sudah cukup mendorongku
untuk kembali menata hal yang sebenarnya aku sudah lakukan sebelumnya yakni
mengatur jadwal dan mematuhinya yang sudah dibuat dalam journal. Sungguh hal kecil tapi kemudian berdampak baik buat aku
yang semalam begadang karena mencari artikel tentang quarter life crisis (akan aku bahas di artikel lain).
Public Figure berikut adalah seorang cewek yang lebih muda dari
Karin dan sempat lebih dengan video kontroversial yang dialamatkan padanya dan
kemarin baru saja menyabet penghargaan sebagai The Best Asian Artist Indonesia di MAMA (Mnet Asian Music Awards) 2018 di Korea. Yes, she is Marion Rambu
Jola Pedy a.k.a Lala. Awal karirnya yang penuh perjuangan terbayar dengan
penghargaan dari dalam maupun dari luar negeri. I think she is the definition of young and talented person. Awalnya
aku juga tidak follow akunnya Lala
tapi sejak dia muncul di Indonesian Idol dan
ada bad news soal dia, aku melihat
Lala ini adalah sosok yang sangat-sangat kuat ditengah cobaan yang iya alami. So, that is why she deserved all those
awards. Meski terbilang baru follow kemarin
tapi ane suka stalking insta-nya sekadar melihat hal apalagi
yang kira-kira bisa juga membuat aku makin terdorong untuk berkarya. So, I had been loving her actually since I know
that she is the braver person before I
followed her literally on social media.
Akhir
dari bahasan ini aku cuma mau bilang, tampilan orang mungkin memang berbeda
dengan selera kita atau style tapi
itu bukan alasan kita membenci orang. Sebaik-baiknya orang pasti ada salahnya
juga dan begitupun sebaliknya. We are
only human who will never be perfect. Take
the positivity. Menjadi berbeda itu hal yang luar biasa selama kita masih
dalam ambang batas dapat ditoleransi dan tidak merugikan orang lain. Balik ke
kita saja “apakah kita mau menerima perbedaan atau tidak”
사랑해 카린과 라라 (gegara nonton Lala jadi lebih semangat nih belajar bahasa koreanya wkwkwk)
Comments
Post a Comment