simplilearn.com |
Berada di
zaman now ini memang penuh dengan hal-hal yang luar biasa sih. Era teknologi
yang makin canggih, orang di pelosok yang sudah bisa menggunakan internet.
Makin hari makin kece. Setiap hal ada pro kontranya kan ya? Aku harus mengakui
generasi milenial dan gen Z sekarang jauh lebih mudah mengakses informasi.
Terutama karena sekarang sudah ada media sosial yang mempermudah komunikasi,
tidak seperti dulu yang hanya sebatas SMS atau berkirim surat. Bahkan telepon
umum sudah tidak ada lagi, padahal waktu jaman SMP dulu kalau lupa barang di
rumah atau pengen ke rumah teman tapi bingung alamatnya tinggal masukkan koin
ke telepon jadi deh, sesederhana itu tanpa GPS. Eh sederhana apa rumit ya? Tapi
rindu sih dengan masa-masa itu.
Kalau mau
membahas mengenai pro dan kontranya uh banyak banget ya, bahkan perlu riset
tambahan buat ngeproof itu semua. Sebut saja karena internet orang jadi gampang
mem-bully, hate speech menjamur, video-video tanpa sensor bertebaran.
Individualitas mengalahkan kekhasan kita yang dulunya lebih suka gotong royong.
Hei that’s life, tidak ada yang abadi
pun tidak ada yang lurus-lurus. Tapi dengan adanya internet segala sesuatu juga
jadi lebih mudah, pesan ojek tidak perlu harus menunggu lama di pinggir jalan,
pengen tahu informasi terkini tidak harus menunggu waktu di rumah biar bisa
nonton berita. Selama ada sinyal dan kuota, di manapun dan kapan pun internet
bisa diakses. Lebih kecenya lagi bisnis bisa melambung tinggi berkat internet.
Bicara soal
media sosial nih, seperti yang aku bilang tadi banyak ujaran kebencian atau
postingan orang yang buat kita tidak suka terus kita mulai mengetik komentar
pedas. I know, kolom komentar adanya
buat nulis komentar tapi come on kita
berkomentar bukan buat membunuh karakter orang. Sayang banget sih, tapi again that’s life. Kalau aku sih ya,
kalau memang tidak suka dengan postingannya tinggal diskip saja, atau komentar
ya yang membangun saja. Kan gampang daripada mesti berbalas pesan soal siapa
yang salah siapa yang benar dipostingan orang? Ayolah, buang-buang waktu saja.
Melihat
postingan teman misalkan lagi liburan langsung deh pikirannya negatif “Ya ampun
tempat begitu saja dipamer”. Kawan, selama belum tahu alasan orang memposting
fotonya untuk tujuan apa, kita jangan berprasangka buruk dulu. Mungkin dia
posting foto biar teman-temannya juga ke sana karena di sana juga indah, atau
dia posting barang-barang baru mungkin ada kebanggan tersendiri bagi dia kalau
memposting foto diri dengan barang yang baru dia beli. Pertanyaanku, apakah ada
yang rugi kalau mereka memposting itu? Bukannya kita punya hidup masing-masing?
Kita bahkan tidak tahu, betapa bahagianya dia waktu jalan-jalan atau membeli
barang baru dan tanpa sadar omongan kasar kita seketika membunuh. Kalau kata
Jodie Idol, langsung “meninggal” dah mental orang.
Film korea
saja (sorry bukan k-popers) mengambil sin di lokasi wisata biar pengunjungnya
juga banyak. Orang senang barangnya digunakan dan difoto supaya laku muncullah
istilah “endorse”. Ya bagus dong tanpa dibayarpun ada orang yang tanpa sadar
sudah membantu orang lain dengan foto barang barunya merk “X”. Lagian kalau
tujuannya memang ingin pamer, sudah kalau tidak sejalan dengan pikiran again
tidak usah pedulikan postingannya. Simple kan?
Aku rasa
dunia maya bahkan nyata makin kejam sih. Lebih lagi soal bullying, itu sama saja
menghina cipaan Yang Maha Kuasa. Sama kaya kasus Biru anak Rachel Vennya
kemarin. Kadang tuh kita melontarkan kata seenaknya tanpa mikir ada yang sakit
hati. Paling tidak kita mikir kira-kira kalau aku yang dikomentari begini sakit
hati ndak ya? Aku jadi belajar juga sih buat hal yang satu ini.
Beberapa
teman pengen posting penghargaan yang mereka raih di media sosial tapi mereka
takut dianggap pamer. Dulu aku juga begitu. Sekarang ini beberapa orang sudah menghapus akun-akun
instagram dan facebook dengan berbagai alasan, pengen fokus atau pengen punya
privasi. Kenapa aku masih bertahan tayang di media sosial, karena aku rasa
masih ada banyak hal positif yang aku bisa lakukan di sana. Aku juga sering
terinspirasi orang-orang lewat akun instagram mereka.
Dulu aku
sempat menghapus foto-foto kemudian menguploadnya kembali, dengan alasan bahwa
kita tidak akan tahu apakah ada orang yang kemudian hatinya tergerak dengan
menjadi lebih baik karena apa yang kita posting. Aku hanya memikirkan dampak
positifnya sih. Lagian instagram juga bisa jadi media membangun profil diri.
Kali aja bisa membantu waktu melamar kerja hehehe. Berpikir positif, berlaku
positif pasti akan memberikan hasil positif. Aku percaya itu. So? Keputusan di
tangan kita.
Comments
Post a Comment